Kondisi Ekonomi Kalsel hingga Triwulan I 2025 Tetap Terjaga

Ekbis, HEADLINE6 Dilihat

BANJARUPDATE.COM, BANJARMASIN – Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga triwulan I (Januari-Maret) 2025 masih terjaga meski berada di atas inflasi nasional.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kalsel (Kanwil DJPb Kalsel), menyampaikan tingkat inflasi di Kalsel 1,2 persen (yoy).

“Inflasi Kalsel lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 1,03 persen,” kata Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kalsel Syafriadi dalam pers rilis, dikutip Rabu (7/5).

Syafriadi mengungkapkan ketahanan perekonomian terkendali di Kalsel pada triwulan I periode 2025, meskipun terdapat tekanan eksternal akibat perlambatan ekonomi global.

Dukungan positif terhadap perekonomian di Kalsel, menurut Syafriadi, ditopang adanya peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat selama Bulan Ramadhan.

Namun, Syafriadi menuturkan kondisi inflasi di Kalsel meningkat periode Maret 2025 meningkat secara bulanan terpaut 0,25 persen dibandingkan Februari 2025.

“Komoditas penyumbang inflasi di Kalsel antara lain emas perhiasan, ikan gabus, tarif parkir, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin,” ungkap Syafriadi.

Pada Maret 2025, neraca perdagangan di Kalsel masih melanjutkan tren positif dengan surplus sebesar 710,72 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Hal itu, dikatakan Syafriadi, perlu diwaspadai karena menurun 32,24 persen (yoy) dan 14,17 persen (mtm), sehingga terjadi penurunan surplus neraca perdagangan secara bulanan pada Maret 2025 karena penurunan nilai ekspor, sedangkan nilai impor mengalami peningkatan.

Penurunan nilai ekspor pada Maret disebabkan penurunan volume ekspor minyak kelapa sawit dan batubara, sedangkan dari sisi impor mengalami peningkatan yang disebabkan peningkatan importasi minyak petroleum dan kapal/kendaraan air seperti kapal feri, kapal kargo, kapal tongkang.

Syafriadi menjelaskan target pendapatan APBN Kalsel 2025 ditetapkan sebesar Rp22,02 triliun dengan pencapaian kinerja dari sisi pendapatan sekitar Rp2,05 triliun atau 9,32 triliun hingga Maret 2025.

“Capaian ini mengalami kontraksi 44,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tandasnya.