Tiga Jurus Kalsel Redam Inflasi, Ekonomi Tetap Tumbuh

Ekbis, HEADLINE31 Dilihat

BANJARUPDATE.COM, BANJARMASIN – Tiga jurus ampuh diterapkan Pemprov Kalsel demi meredam inflasi di 13 kabupaten/kota selama paruh pertama 2025.

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalsel, Catur Ariyanto Widodo, mengungkapkan strategi tersebut berhasil menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.

“Inflasi tetap terkendali di angka 0,23 persen (mtm) dan 1,81 persen (yoy),” ujar Catur saat memaparkan kinerja semesteran DJPb, Rabu (30/7).

Adapun tiga strategi yang dijalankan meliputi: Gerakan Pasar Murah (GPM), subsidi pupuk batu bara untuk petani padi dan jagung, serta subsidi ongkos angkut melalui kolaborasi dengan Dinas Perhubungan.

Catur menyebutkan, inflasi tahunan Kalsel yang tercatat 1,81 persen masih lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 1,87 persen.

“Ini bukti bahwa strategi pengendalian inflasi di Kalsel cukup efektif, meski ada tekanan ekonomi global,” ujarnya.

Kabupaten Tabalong tercatat mengalami inflasi tertinggi sebesar 2,79 persen (yoy), sedangkan Hulu Sungai Tengah mengalami deflasi sebesar 0,47 persen.

Komoditas yang mendorong inflasi antara lain emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, rokok kretek mesin, dan ikan gabus. Sementara komoditas penyumbang deflasi terbesar yaitu beras, daging ayam ras, tarif parkir, ikan nila, dan telur ayam ras.

Catur menambahkan, inflasi yang terkendali turut menopang pertumbuhan ekonomi Kalsel yang mencapai 4,81 persen secara tahunan, sedikit di bawah angka nasional sebesar 4,87 persen.

“Kalsel menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Kalimantan setelah Kalimantan Barat,” ujarnya.