Pemko Banjarmasin Perluas Jaringan Pasokan Pangan untuk Program Makan Bergizi Gratis

Banjar Update59 Dilihat

BANJARUPDATE.COM, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin memperluas kerja sama lintas daerah untuk memastikan ketersediaan bahan pangan bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Langkah ini ditempuh seiring meningkatnya permintaan bahan pokok dari puluhan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyuplai makanan untuk puluhan ribu siswa setiap hari.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, Ichrom Muhtezar, mengatakan tingginya kebutuhan bahan pangan menjadi tantangan tersendiri bagi kota yang tidak memiliki basis produksi besar.

“Sebagian besar kebutuhan harus dipasok dari luar daerah, baik dari kabupaten tetangga maupun provinsi lain,” ujarnya dikutip, Senin (24/11).

Menurut Tezar, sapaan akrabnya, kolaborasi pasokan pangan tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan dapur MBG, tetapi juga untuk menjaga stabilitas stok dan harga bagi masyarakat umum.

Dengan jumlah penduduk sekitar 700 ribu jiwa, kebutuhan pangan Banjarmasin bergantung pada kecukupan pasokan dari sentra-sentra produksi di luar kota.

Kerja sama pasokan dimulai dari daerah sekitar. Kabupaten Barito Kuala (Batola) dan Tanah Laut menjadi mitra utama untuk penyediaan beras. Namun ketergantungan pasokan meluas hingga Pulau Jawa.

“Kami bekerja sama dengan Kabupaten Subang, Jawa Barat, khusus untuk suplai beras,” kata Tezar.

Jaringan kerja sama itu juga diperluas ke Brebes, Jawa Tengah, sebagai salah satu sentra bawang merah terbesar di Indonesia.

Di sektor protein, Pemko Banjarmasin menggandeng Kabupaten Blitar untuk pemenuhan stok daging ayam dan telur.

Kerja sama terbaru dilakukan dengan dua kabupaten di Sulawesi Selatan. Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) memasok telur ayam dan beras, sementara Kabupaten Enrekang menjadi pemasok cabai dan bawang.

Dua komoditas terakhir ini termasuk kebutuhan yang sering mengalami fluktuasi pasokan dan harga.

Tezar mengatakan permintaan terhadap sejumlah komoditas, mulai dari ayam, telur, buah hingga sayuran, meningkat tajam sejak program MBG berjalan.

Saat ini, lebih dari 60 ribu siswa menjadi penerima manfaat program tersebut, sehingga kebutuhan dapur SPPG harus dijaga setiap hari tanpa jeda.

“Karena itu, kami terus menjalin dan memperluas kerja sama agar pasokan tetap stabil. Tanpa dukungan daerah lain, program MBG tidak bisa berjalan optimal,” ujarnya.