Kinerja Lembaga Jasa Keuangan di Kalsel Stabil, Risiko Terjaga

Ekbis71 Dilihat

BANJARUPDATE.COM, BANJARMASIN – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Selatan melaporkan kinerja industri jasa keuangan di daerah itu masih stabil hingga Oktober 2025. Risiko terpantau terjaga dan intermediasi perbankan terus bergerak positif.

Hal itu disampaikan Kepala OJK Kalsel Agus Maiyo saat ekspos media di Kantor OJK Kalsel, Jalan A Yani KM 9, Kabupaten Banjar.

Agus menjelaskan ekonomi Kalsel tumbuh 5,19% secara tahunan (yoy) pada triwulan III 2025, sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 5,39%.

“Tiga sektor utama yang menopang PDRB Kalsel masih sama: pertambangan 22,24%, pertanian 15,35%, dan industri pengolahan 12,12%,” ujar Agus.

Untuk intermediasi perbankan disebut tetap solid. Kredit per Oktober 2025 tercatat naik 6,91% menjadi Rp82,13 triliun dengan NPL gross tetap aman di level 2,58%.

“Kredit investasi tumbuh paling kencang, naik 23,06%. Kredit konsumsi naik 6,40%, sementara modal kerja turun 3,73%,” jelasnya.

Penyaluran kredit investasi terbesar berada di Banjarmasin dengan porsi 65,59% atau Rp53,86 triliun. Adapun porsi kredit UMKM mencapai 27,58% dari total kredit.

Sektor industri pengolahan mencatat pembiayaan tertinggi dengan kenaikan 19,86% (yoy). Beberapa sektor lain justru mengalami kontraksi.

Di sisi lain, aset perbankan Kalsel tumbuh 6,13%, atau tertinggi di Regional Kalimantan. Dana pihak ketiga (DPK) ikut naik 6,83%, ditopang pertumbuhan deposito (12,82%), tabungan (4,82%), dan giro (4,23%).

DPK terbesar masih dikumpulkan dari Banjarmasin dengan nilai Rp59,8 triliun atau 60,60% dari total.

Sementara itu, aset perbankan syariah ikut meningkat 5,07% menjadi Rp12,49 triliun, sementara pembiayaan tumbuh 8,14% menjadi Rp9,11 triliun.

Meski DPK syariah turun 2,44%, likuiditas masih kuat di level 96,36%. NPF gross tetap aman di 2,06%.

OJK juga mencatat kinerja pasar modal di Kalsel pada Agustus 2025 juga menunjukkan tren positif. Nilai kepemilikan saham melejit 33,42% menjadi Rp114,13 triliun. Nilai transaksi saham melonjak 72,25% (yoy). Jumlah investor (SID) bertambah 23,49% menjadi 210.338.

Pada sektor IKNB, piutang pembiayaan tercatat Rp11,93 triliun atau turun 1,53% (yoy) dengan NPF di angka 1,76%.

Pembiayaan paling besar tersalur ke sektor pertambangan dan penggalian (Rp3,14 triliun), perdagangan besar (Rp1,61 triliun), dan pertanian (Rp1,14 triliun). Banjarmasin masih menjadi pusat pembiayaan dengan porsi 29,22%.

Modal ventura mencatat pertumbuhan 8,83% menjadi Rp92 miliar, dengan NPF terkendali di 2,11%. Aset bersih dana pensiun juga naik 9,81% menjadi Rp372 miliar.

Di industri pinjaman daring, outstanding melonjak 40,51% menjadi Rp958 miliar dengan TWP90 stabil di 2%. Sementara industri pergadaian sampai Mei 2025 tumbuh signifikan 61,59% menjadi Rp912 miliar.

Sepanjang 2025, OJK Kalsel menggelar 88 kegiatan edukasi di 13 kabupaten/kota dengan total peserta 18.642 orang. Materi terbanyak terkait pengenalan OJK, lembaga jasa keuangan, dan kewaspadaan terhadap aktivitas ilegal.

Layanan SLIK yang diproses mencapai 14.487 permintaan, di mana 55,5% di antaranya dilakukan secara walk-in.

OJK juga mencatat 520 pengaduan konsumen melalui APPK. Sebagian besar berasal dari bank umum (38%), fintech P2P lending (36%), dan perusahaan pembiayaan (19%).

Masalah yang paling sering dikeluhkan yaitu SLIK (24,42%), perilaku penagihan (21,15%), dan fraud eksternal (13,27%).

“Sebanyak 33 pengaduan masih kami proses, selebihnya 487 sudah kami tangani,” pungkas Agus.