BANJARUPDATE.COM, BANJARMASIN – Tuan Guru H. Mahmud Hasil bin Muhammad Hasil wafat pada Rabu (19/2/2025) sekira pukul 11.13 WIB. Meski demikian, kewafatan beliau tak terlalu mengejutkan keluarga. Pasalnya, beliau sudah “mengabarkan” kewafatan itu terlebih dulu.
1. Mengabari Keluarga Jauh
“Aku sepertinya tidak lama lagi,” kata Guru Mahmud kepada Abdillah Mubarak, keponakan beliau yang berada di kota Banjarmasin via telpon.
Pihak keluarga pun akhirnya bergegas untuk menjenguk Guru Mahmud di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Sesampainya di sana, Guru Mahmud sudah terbaring lelah. Namun ketika mengetahui keluarga Abdillah datang, beliau bangun dan mengajak berbincang.
“Istriku sempat bilang: Kalau melihat sidin (beliau) bicara, sepertinya masih lama (masih panjang usia beliau, red),” ujar Abdillah.
Guru Mahmud terbiasa “Maarit” sakit. Dalam kondisi yang sakit-sakitan, beliau selalu menjamu tamu dengan gembira.
Ketika mau berangkat pulang, Guru Mahmud masih sempat-sempatnya mengeluarkan uang untuk keluarganya tersebut. “Untuk uang bensin,” kata Abdillah mengutip perkataan Guru Mahmud saat itu.
Baca juga: Wafat di Usia 78 Tahun, Berikut Riwayat Singkat Guru Mahmud Hasil
2. Menikahkan Anak-anak Beliau
Tidak hanya mengundang keluarga beliau ke rumah, Guru Mahmud juga bergegas menikahkan tiga anak beliau, yakni dalam waktu yang berdekatan.
“Kalau tidak khilaf, Halim (putra Guru Mahmud) menikah kurang lebih seminggu sebelum beliau wafat,” kata Abdillah.
3. Meminta Dibuatkan Liang Lahat
Sekitar dua minggu sebelum wafat, Guru Mahmud meminta keluarga dan santri beliau untuk menyiapkan liang lahat. Permintaan itu tidak digubris, karena keluarga dan santri merasa tak enak untuk menggali liang lahat, sementara beliau masih hidup.
Seminggu sebelum kewafatan, Guru Mahmud kembali meminta dibuatkan liang lahat. Namun, pihak keluarga dan santri masih merasa tak enak hati.
Dan, pada tiga hari menjelang wafat, Guru Mahmud kembali meminta dibuatkan liang lahat. Permintaan ini kemudian disikapi serius oleh pihak keluarga dan santri senior beliau. Sehingga, liang lahat pun digali di majelis taklim Ubudiyah, tempat beliau biasanya menggelar kajian.
Pada saat menggali, para penggali yang tak lain adalah santri beliau, kerap mencium bau harum.
“Sebagaimana kita tahu tanah di Kota Palangkaraya adalah tanah hitam bercampur lumpur berpasir dan berair dan airnya pun berbau (gansung). Subhanallah, selama kami menggali lobang makam Abah Guru, sedikitpun kami tidak mencium bau air dan bau khas tanah lumpur hitam bahkan yang ada kami hanya mencium bau wangi,” kata santri Guru Mahmud, Nanda di akun tiktoknya; Abah Arsyad Kamil.
Tiga hari kemudian, tepatnya pada 19 Februari 2025, Guru Mahmud Hasil wafat di usia kurang lebih 78 tahun. Guru Mahmud diketahui telah lama mengidap penyakit paru-paru. Kendati demikian, beliau terus istiqomah berdakwah, meskipun harus ditemani tabung oksigen.(*)
Leave a comment