Gigih Menabung Sejak 1991, Tukang Sapu Jalanan di Tabalong Berangkat ke Tanah Suci

Religi42 Dilihat

BANJARUPDATE.COM, BANJARBARU – Saat malam masih berselimut sepi, dan kota belum sepenuhnya terjaga, Tuhalus Muhammad Arpani sudah menapaki aspal dingin dengan sapu di tangan. Selama puluhan tahun, jalanan di Kota Tanjung menjadi saksi diam kegigihannya menyapu. Bukan hanya menyapu sampah, tapi juga keraguan dalam hatinya, bahwa suatu hari nanti, ia benar-benar akan menunaikan ibadah haji.

Impian itu kini nyata. Pria asal Desa Kuranji, Kabupaten Tabalong, itu akhirnya berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun 2025, tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 13 Embarkasi Banjarmasin.

Ketika berangkat menuju Pendopo Bersinar Tabalong (tempat berkumpulnya Jemaah haji asal Tabalong) ia tidak mengendarai mobil seperti kebanyakan orang. Ia memilih menaiki sepeda tuanya —yang selama ini setia menemaninya bekerja sebagai petugas kebersihan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabalong selama pulhan tahun lamanya.

“Saya bernazar, kalau bisa berangkat haji, saya akan tetap naik sepeda ke tempat keberangkatan,” ujar Tuhalus, lirih namun penuh keyakinan, saat ditemui di Pendopo Bersinar Tabalong, Rabu (28/05/2025), sebelum berangkat ke Asrama Haji Banjarmasin.

Sepeda itu telah menjadi saksi perjalanan panjang yang ia mulai sejak tahun 1991. Dari gaji pertama yang hanya ratusan ribu rupiah, Tuhalus mulai menabung. Sedikit demi sedikit, tanpa tergoda untuk menggunakannya demi keperluan lain, ia sisihkan demi satu tujuan: berhaji.

Butuh dua dekade lebih hingga akhirnya ia bisa menyetorkan dana awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BIPIH) pada tahun 2011. Ia pun mendapatkan nomor porsi, dan sejak saat itu, harapan dalam hatinya terus tumbuh dan berbuah sabar.

“Kalau orang lain masih tidur, saya sudah kerja dari jam setengah dua pagi,” kisahnya. Wilayah Basuki Rahmat menjadi wilayah tugasnya, yang setiap dini hari ia bersihkan, berteman dingin dan lengangnya kota.

Tak hanya menyapu jalanan, Tuhalus juga membantu ibunya berjualan kue di pasar. Ia anak kedua dari tiga bersaudara, dan berharap pengorbanannya bisa menjadi inspirasi bagi orang-orang terdekatnya.

“Saya ingin saudara dan orang-orang di sekitar saya juga yakin, bahwa kalau kita punya niat yang sungguh-sungguh, Allah pasti bantu jalannya,” ucapnya penuh harap saat ditemui sehari setelahnya, Kamis (29/05/2025), di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin.

Bagi Tuhalus, berhaji bukan sekadar menunaikan rukun Islam kelima. Ini tentang sebuah perjalanan panjang dari keringat, kesabaran, dan keyakinan yang tak pernah padam—dari pedal sepeda menuju mimpi yang menjadi kenyataan.

Sumber: Kalsel.kemenag.go.id

Tinggalkan Balasan