BANJARUPDATE, BATOLA – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan (DKP Kalsel) bersama Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) resmi meluncurkan produk hilirisasi ikan haruan (ikan gabus) bernama Sunbumin, sebuah suplemen kesehatan berbasis bahan lokal.
Peluncuran ini merupakan bukti nyata bahwa perguruan tinggi tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan penting dalam pengembangan potensi daerah.
“Kami mengapresiasi UMB yang aktif menciptakan produk berbasis potensi lokal secara berkelanjutan dan berdaya saing tinggi,” ujar Kepala DKP Kalsel, Rusdi Hartono, dikutip, Senin (26/5).
Sunbumin dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas Farmasi serta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMB, bekerja sama dengan PT Sinergi Sukses Berdampak dan Loumiora. Produk ini memanfaatkan kandungan albumin yang tinggi dalam ikan haruan, yang dikenal baik untuk kesehatan.
Rusdi menjelaskan, ikan haruan merupakan kekayaan hayati Kalimantan Selatan yang bernilai ekonomi dan gizi tinggi. Melalui kolaborasi ini, ia berharap nilai tambah dari komoditas lokal dapat ditingkatkan, sekaligus membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam hayati.
“Pengembangan Sunbumin sejalan dengan misi daerah untuk membangun ekonomi yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan dengan mengedepankan potensi lokal serta kearifan budaya,” tambahnya.
Ia juga mendorong sinergi lintas sektor — pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat — untuk terus mengangkat potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Rusdi turut menyambut baik penyelenggaraan seminar Beauty of Borneo oleh UMB yang bertujuan menumbuhkan kesadaran publik terhadap pentingnya pelestarian dan promosi kekayaan alam serta budaya Kalimantan Selatan.
Sementara itu, Wakil Rektor UMB, Risya Mulyani, berharap peluncuran Sunbumin dapat memberi manfaat luas bagi masyarakat, terutama di Kalimantan Selatan yang memiliki populasi ikan haruan melimpah.
“Sangat disayangkan jika potensi sumber daya alam seperti ikan haruan tidak dimanfaatkan secara maksimal, padahal kandungan albuminnya sangat besar manfaatnya,” tutur Risya.