Gunung Pamaton, Calon Primadona Ekowisata Baru

BANJARUPDATE.COM, BANJARBARU – Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan (Dishut Kalsel) tengah mengembangkan kawasan Gunung Pamaton di Kabupaten Banjar.

Gunung Pamaton sebagai destinasi ekowisata yang mengedepankan kelestarian lingkungan dan budaya lokal di Banua.

Sekretaris Dishut Kalsel, Kinta Ambarasti, mengatakan pihaknya telah mempresentasikan rancangan awal berupa master plan dan detail engineering design (DED) kawasan tersebut.

“Gunung Pamaton punya potensi luar biasa, baik dari sisi keanekaragaman hayati, panorama alam, maupun nilai budaya masyarakat Banjar yang hidup di sekitarnya,” ujarnya dikutip Jumat (20/6).

Menurut Kinta, pengembangan kawasan ini tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip konservasi dan pelestarian kearifan lokal.

Ekspose desain yang digelar Dishut Kalsel menjadi ajang diskusi bersama berbagai pihak, termasuk instansi lintas sektor dan tokoh masyarakat, untuk menyempurnakan perencanaan kawasan tersebut.

“Kami ingin memastikan bahwa pengembangan Gunung Pamaton selaras dengan visi konservasi dan pelestarian lingkungan yang tengah digalakkan di Kalsel,” jelasnya.

Ekspose ini juga dihadiri perwakilan Tahura Sultan Adam, Dinas Pariwisata Kalsel, Bappeda Kalsel, hingga Kepala Desa Kiram. Selain itu, hadir pula konsultan perencana dari PT Kinarya Alam Raya yang memaparkan hasil kajian teknis desain.

Upaya ini diharapkan menjadi model pengembangan ekowisata berkelanjutan yang berpihak pada alam sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.

Di kawasan Gunung Pamaton terdapat situs monumen legenda Pangeran Suryanata. Kawasan ini termasuk dalam UNESCO Global Geopark Meratus.

Monumen Legenda Pangeran Suryanata berlokasi di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Lokasi ini dapat ditempuh dari Masjid Bambu Kiram sekitar 4 km dengan menggunakan kendaraan roda dua/empat.

Lokasi yang tersusun batuan piroksenit yang merupakan bagian dari Kelompok Batuan Ultrabasa berumur 180-152 juta tahun yang lalu (Jura Tengah) ini terdapat bukit yang oleh masyarakat sekitar dinamakan dengan nama Bukit Pamaton atau Pamatuan.

Lokasi ini merupakan tempat bersejarah dan dianggap sakral bagi masyarakat Banjar, karena dipercaya merupakan pintu masuk kedunia gaib yang diberi nama Pintu Gerbang Kerajaan Pamaton (Kerajaan Gaib) yang diperintah oleh Maharaja Suryanata dan Putri Junjung Buih.

Bukit Pamaton disebut sebagai tanda batas wilayah Kasultanan Banjar dan wilayah kekuasaan Belanda dalam kontrak perjanjian tanggal 4 Mei 1826, serta pada lokasi ini juga dijadikan sebagai tempat basis perjuangan, benteng perlawanan dan tempat pertempuran melawan kolonial Belanda.

Pada bulan Muharram 1433 H atau sekitar tahun 2011 Masehi, dibuatkan prasasti oleh Raja Muda Khairul Saleh yang dapat menjadi media informasi bagi pengunjung.

Tinggalkan Balasan