Pro Kontra, Revitalisasi Sungai Veteran Diklaim Efektif Kendalikan Banjir

Banjar Update243 Dilihat

BANJARUPDATE.COM, BANJARMASIN – Revitalisasi Sungai Veteran di Banjarmasin memunculkan pro dan kontra yang cukup signifikan di masyarakat dan kalangan ahli. Namun, proyek itu diklaim efektif mengendalikan banjir.

Mereka yang pro dengan revitalisasi Sungai Veteran dapat mengendalikan banjir. Diketahui, Sungai Veteran menjadi salah satu titik krusial dalam sistem drainase kota. Revitalisasi bertujuan memperlancar aliran air dan mengurangi genangan serta banjir di pusat kota.

Di sisi lain, revitalisasi ini merupakan pendanaan dari Bank Dunia. Proyek ini merupakan bagian dari National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) dengan dukungan dana dari Bank Dunia. Artinya, proyek ini telah melalui studi kelayakan internasional.

Disamping itu, mereka yang pro menilai revitalisasi membawa dampak pada estetika kota, seperti pembangunan trotoar, jembatan pedestrian, dan ruang terbuka hijau di sekitar bantaran sungai.

Dan terakhir, jika sukses, kawasan ini bisa menjadi pusat aktivitas warga dengan lingkungan yang lebih sehat dan tertata.

Akan tetapi, mereka yang kontrak menilai revitalisasi Sungai Veteran dilakukan kurang transparansi dan sosialisasi.

Sejumlah pakar dan LSM menyebut pelaksanaan proyek kurang melibatkan masyarakat secara terbuka. Rincian teknis, dampak sosial, dan AMDAL dinilai belum sepenuhnya dipublikasikan.

Di sisi lain, mereka yang kontra juga khawatir proyek ini akan memaksa relokasi penduduk atau pelaku usaha yang tinggal di sekitar bantaran sungai tanpa kompensasi memadai.

Tak hanya itu, menurut mereka yang kontra, pengerukan dan pemasangan beton precast dianggap mengancam ekosistem sungai yang masih alami. Normalisasi sungai bisa menghilangkan karakter khas sungai Banjarmasin sebagai kota seribu sungai.

Terakhir, mereka juga mengkritik soal proyek lebih fokus ke “infrastruktur keras” (seperti betonisasi) daripada pendekatan berbasis alam (nature-based solutions) seperti restorasi lahan basah.

Efektif Kendalikan Banjir

BALAI Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III klaim, skema proyek revitalisasi Sungai Veteran lebih efektif mengendalikan banjir.

Proyek revitalisasi Sungai Veteran yang didanai dana hibah dari Bank Dunia ini, tengah dikerjakan untuk tahap pertamanya.

Dimulai dari kawasan belakang Klenteng Soetji Noerani hingga kawasan Simpang Ulin dengan panjang sekitar 1 kilometer.

Proyek tahap pertama ini memakan anggaran Rp 209 miliar dan akan rampung pada Tahun 2026 mendatang.

Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) di BWS Kalimantan III, Ridwan Fauzi menerangkan, proyek ini merupakan upaya pengendalian banjir, khususnya untuk kawasan Jalan Veteran dan sekitarnya.

“Nantinya Sungai Veteran ini akan memiliki lebar 8 meter dengan kedalam 3 sampai 4 meter. Diharapkan ini bisa sistem pengendalian banjir,” ujarnya dikutip Rabu (14/5).

Di sisi lain, penyamarataan lebar Sungai Veteran menjadi 8 meter ini berarti ada beberapa badan sungai yang mengalami penyempitan.

Yang dapat terlihat sekarang ini adalah pada pengerjaan yang dilakukan di belakang kawasan Klenteng Soetji Noerani.

Kawasan tersebut tengah dilakukan pemasangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) atau panel beton precast penahan air di tengah aliran badan Sungai Veteran. Serta pengurugan tanah untuk area jalan inspeksi.

Kondisi itu menimbulkan pertanyaan dan kritikan oleh sejumlah masyarakat, terkait adanya penyempitan pada kawasan tersebut.

Menjawab hal ini, Ridwan mengungkapkan justru nanti ketika proyek ini telah rampung sepenuhnya, volume debit banjir yang dapat ditampung di Sungai Veteran akan bisa lebih meningkat.

Berdasarkan perhitungan pihaknya, pada kondisi sekarang, eksisting Sungai Veteran hanya memiliki volume debit banjir 3,5 meter kubik/detik.

“Tapi ketika sudah Kita kerjakan dengan desain yang telah direncanakan itu, maka volume debit banjir akan meningkat menjadi 35 meter kubik/detik,” jelasnya.

Sebab, kata dia, selain penyamarataan lebar sungai hingga di kawasan Sungai Gardu, juga bakal dilakukan pemasangan pintu air dan rumah pompa di 3 lokasi. Yakni, di kawasan klenteng Soetji Noerani, Sungai Bilu dan Sungai Gardu.

“Jadi harapannya rumah pompa yang ada di masing-masing outlet ataupun inlet Sungai Veteran ini bisa membantu mengatur tinggi aliran air,” ungkapnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai, BWS Kalimantan III, Anjas menuturkan, saat ini progres proyek revitalisasi Sungai Veteran ini telah mencapai 25 persen.

Untuk pekerjaan yang sudah dilakukan mencakup pemancangan CCSP sepanjang 300 meter. “Juga kita sudah melakukan pemancangan spun pile untuk rumah pompa di Sungai Gardu dan Sungai Bilu,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan