Pemko Banjarmasin Siap Bangun Sekolah Rakyat

News1303 Dilihat

BANJARUPDATE.COM, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin makin serius menghadirkan akses pendidikan inklusif bagi masyarakat prasejahtera.

Salah satu langkah nyatanya, pengajuan proposal pendirian Sekolah Rakyat kepada pemerintah pusat, menyusul kesiapan lahan seluas 4 hektare yang telah disiapkan di kawasan Jalan Lingkar Basirih.

“Kita sudah punya lahan, tinggal menunggu persetujuan pusat untuk memulai pembangunan,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Banjarmasin, Nuryadi dikutip Rabu (23/7).

Proposal pendirian Sekolah Rakyat itu telah diajukan sejak 26 Juni 2025 dan mendapatkan respons positif. Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi bahkan sudah melakukan survei lokasi pada 20 Juli lalu.

“Lokasi yang diusulkan berada di samping area pengecekan truk milik Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin. Luasnya sekitar 4 hektare, cukup ideal untuk pembangunan sekolah dengan konsep asrama (boarding school),” jelas Nuryadi.

Ia menambahkan, jika proposal ini disetujui, Dinas Sosial siap mengurus seluruh proses perizinan yang diperlukan. Pembangunan rencananya akan didanai penuh oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui alokasi Kemensos yang disalurkan ke Kementerian PU RI.

“Target kita, pembangunan bisa dimulai paling lambat tahun 2026,” ucapnya.

Menurut Nuryadi, program Sekolah Rakyat sangat penting sebagai bentuk layanan pendidikan gratis untuk anak-anak dari keluarga miskin.

Saat ini, anak-anak Banjarmasin yang mengikuti program tersebut masih harus belajar di luar kota seperti di Sentra Budi Luhur, Banjarbaru, dan Balai Pendidikan Kesejahteraan Sosial di Trikora.

“Tahun ini saja, kita sudah mengirimkan 42 anak ke program Sekolah Rakyat di luar Banjarmasin. Kalau sekolahnya ada di sini, tentu akan lebih mudah dan bermanfaat bagi banyak keluarga,” katanya.

Sekolah Rakyat dirancang sebagai sistem pendidikan berasrama, di mana siswa tak hanya belajar di kelas, tapi juga tinggal dan dibina dalam lingkungan sekolah.

Konsep ini dianggap mampu membentuk karakter dan disiplin, serta menjawab kesenjangan akses pendidikan di daerah.

Tinggalkan Balasan